Jumat, 28 November 2014

Pengertian Kurikulum Menurut
Saylor dan alexander : usaha total sekolah untuk mencapai tujuan yang di inginkan, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Oemar hamalik : program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan ( sekolah ) bagi peserta didik.
Schubert : mata pelajaran, program kegiatan pembelajaran yang di rencanakan, hasil pembelajaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan konsep yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekronstruksi sosial, currere ( penafsiran dari kecakapan hidup ).

Pengembangan kurikulum : perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang di maksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri peserta didik.
Pengertian Kurikulum Menurut
Saylor dan alexander : usaha total sekolah untuk mencapai tujuan yang di inginkan, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Oemar hamalik : program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan ( sekolah ) bagi peserta didik.
Schubert : mata pelajaran, program kegiatan pembelajaran yang di rencanakan, hasil pembelajaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan konsep yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekronstruksi sosial, currere ( penafsiran dari kecakapan hidup ).

Pengembangan kurikulum : perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang di maksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri peserta didik.

Kamis, 27 November 2014

Implementasi Model Pembelajaran Bermain Dalam Peningkatan Kemampuan PAI Peserta Didik Di SMPN 1 Sidoharjo

Latar belakang
Model pembelajaran bermain sangat di perlukan dalam dunia pendidikan karena pembelajaran dengan model bermaian dapat menghilangkan rasa kejenuhan siswa terhadap pembelajaran, karena tidak bisa di pungkiri bahwa ada masanya peserta didik mengalami fase kejunuhan di dalam belajar, oleh sebab itu pembelajaran dengan model bermain sangat di perlukan di dalam pembelajaran, selain dapat menghilangkan kejenuhan namun tidak mengurangi esensi belajar itu sendiri.
Dan juga model pembelajaran dengan bermain juga sangat di sukai peserta didik dengan demikian menambah semangat belajar siswa hal ini merupakan nilai tersendiri dari medel pembelajaran dengan bermain, karena pada hakekatnya peserta didik itu menyukai permainan dalam mainsed peserta didik sudah tertanam bahwa yang namanya permainan itu identik dengan kesenangan.
Peserta didik juga membutuhkan yang namanya suasana yang berbeda agar terhindar dari kejenuhan dengan model pembelajaran bermain ini maka terciptalah suasana dan nuansa yang baru, sehingga terwujud pembelajaran yang efektif yaitu minat belajar siswa tumbuh dengan ini peluang untuk siswa paham dan bisa terhadap mata pelajaran akan tercapai kususnya dalam hal ini pelajaran PAI.
Penulis mengambil judul “ Implementasi Model Pembelajaran Bermain Dalam Peningkatan Kemapuan PAI Peserta Didik Di SMPN 1 Sidoharjo” selain di latar belakangi yang telah di sebut di atas penulis juga ingin membuktikan bahwa model pembelajaran bermain dapat di terapkan di semua bidang materi pelajaran tidak terkecuali pelajaran PAI.



Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, yang menjadi fokus masalah sebagai berikut :
Bagaimana menggunakan model pembelajaran bermain dalam meningkatkan kemampuan PAI peserta didik ?

Tujuan dan manfaat penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sedikit kontribusi dalam dunia pendidikan karena pendidikan merupakan peran yang sangat penting dalam upaya melahirkan generasi yang baik dan unggulan. Oleh sebab itu terwujudnya pendidikan yang baik merupakan tugas bersama, karena kita semua membutuhkan generasi unggulan di masa datang sebagai penerus estafet perjuangan.
Dan juga penelitian ini bertujuan untuk memberikan ilmu tentang bagaimana menggunakan model pembelajaran bermain ini dengan baik dan benar agar tujuan utama pendidikan terwujud, yaitu melahirkan peserta didik yang unggul sudah barang tentu dalam muwujudkan hal tersebut di butuhkan model pembelajaran yang tepat dan benar, maka dari itu dalam penelitian ini akan di paparkan tentang model pembelajaran dengan bermain.
Hasil dari penelitian ini di harapkan memberikan manfaat terhadap para guru kususnya guru PAI sebagaimana berikut :
Bagi para guru kususnya dalam hal ini guru PAI menambah wawasan tentang menggunakan model pembelajaran bermain dalam pelajaran PAI.
Bagipara guru yang lain dapat mengambil pengetahuan tentang model permainan itu sendiri.
Dan untuk meberikan ilmu tentang model bermain dalam dunia pendidikan.

KajianTeori

Disini penulis akan sedikit memaparkan bagaimana cara menggunakan model pembelajaran yang baik dan benar, karena hal tersebut sangat penting karena jika tidak dapat menggunakan ini dengan baik dan benar, maka tujuan utama pembelajaran tidak bisa tercapai dengan baik, oleh sebab itu pemaparan dan penjelasan tentang model pembelajaran dengan bermain .
Penulis telah melakukan penelitian di SMPN 1 Sidoarjo, penulis menemukan beberapa hal yang harus di lakukan guru PAI dalam menggunakan model pembelajaran ini di antaranya sebagaimana berikut :
Guru PAI harus menyiapkan segala perangkat yang di butuhkan dalam pembelajaran baik itu sarana dan prasarana.
Guru PAI harus menguasai materi yang akan di sampaikan, karena penguasaan terhadap materi akan sangat menentukan faktor keberhasilan utama selain faktor yang lain.
Guru PAI harus menguasai tentang model pembelajaran bermain yang akan din gunakan.
Ketiga hal tersebut sangat perlu di perhatikan setiap kali akan mengajar dengan menggukan model pembelajaran bermain, karena tidak bisa dipungkiri juga menggunakan model pembelajaran bermain ketika tidak tepat dan benar akan menghasilkan hasil yang tidak maksimal. Oleh sebab itu persiapan yang matang setiap kali akan mengajar adalah kunci keberhasilan.
Dan juga dalam dunia pendidikan akan di jumpai banyak sekali permasalahan-permasalahan yang akan muncul oleh sebab itu di butuhkan pengetahuan yang banyak tentang cara pembelajaran yang baik. Sebagai seorang guru yang baik sudah selayaknya menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik.


Pengertian Filsafat
Secara Etimologi
istilah filsafat merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosphia yang berasal dari bahasa yunani philosophia. Kata philoshia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, philos dan sophia. Kata philos berarti cinta atau sahabat, dan shopia berarti bijaksana , kearifan, dan pengetahuan. Sehingga secara etimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan,cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabat kearifan, dan sahabat pengertahuan.
Menurut sejarah, istilah philosopia pertama kali digunakan oleh pythagoras ( sekitar abad ke-6 SM ). Ketika di ajukan pertanyaan kepadanya “ apakah anda termasuk orang yang bijaksana ? dengan rendah hati pythagoras menjawab, “ saya hanya seorang philosophos, “ pecinta kebijaksanaan “ ( lover of of wisdom ), atau dalam sumber lain, pythagoras menjawab, “ saya hanya seorang yang mencintai pengetahuan’. Jawaban phitagoras ini sebagai reaksi terhadap kaum sophis, yakni sekelompok cendikiawan yang menggunakan hujah-hujahnya untuk mengalahkan lawan-lawan debatnya.
Lebih dari itu, kaum shopis menjajakan kepandaiannya untuk mengambil untung dari lawan-lawan debatnya atau masyarakat yang di ajarinya dengan menarik bayaran tertentu. Di tangan kelompok ini, kata sophis ( arif ) kehilangan arti aslinya dan kemudian menjadi seseorang yang menggunakan hujah-hujah yang keliru untuk mengalahkan lawan dialognya. Lepas dari siapa yang menyebut pertama kali istilah philosophia atau filsafat, yang jelas pada masa socrates dan plato istilah tersebut sudah cukup populer.
Dalam memahami apa sebenarnya filsafat, kita tidak cukup hanya mengetahui asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus memerhatikan konsep dan definisi yang di berikan oleh para filsuf menurut pemahaman mereka masing-masing. Akan tetapi, perlu dikatakan pula bahwa definisi yang diberikan para filsuf tidak selalu sama.


Bahkan, dapat dikatakan setiap filsif memiliki konsep dan definisi sendiri-sendiri yang berbeda dengan filsuf lainnya. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat itu sebanyak jumlah filsuf atau ahli filsafat itu sendiri.

Secara Terminologi
 Terdapat banyak definisi tentang pengertian filsafat. Beragamnya definisi filsafat menunjukkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih sudut pandang dalam memikirkan filsafat. Bahkan, perbedaan sudut pandang ini diusahakan untuk dapat saling melengkapi. Karena setiap sudut pandang pasti memiliki kekurangan atau kelemahan.
Berikut ini hanya mengambil beberapa definisi dari beberapa filsuf dan ahli filsafat.
Plato

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyidikan tentang sebab-sebab dan asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.

Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.

Rene descartes

Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai tuhan, alam, dan manusia.

William james

Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.




R.F. Beerling

Filsafat adalah mempertanyakan tentang seluruh kenyataan atau tentang hakikat, asas, prinsip dari kenyataan. Beerling juga mengatakan bahwa filsafat adalah usaha untuk mencapai akar terdalam kenyataan dunia wujud, juga akar terdalam pengetahuan tentang diri sendiri.

Luis O. Kattsoff

Filsafat merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan.

Poedjawijatno

Filsafat adalah ilmu ( tentang segala sesuatu ) yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya.

Sidi Gazalba

Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari berpikir secara radikal, sistematis, dan universal.

Lorens bagus, mendefinisikan filsafat:

Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sitematik dan lengkap tentang seluruh realitas.

Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.

Upaya untuk menetukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya.

Penyelidikan kritis atas pengandain-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.

Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu manusia melihat apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang manusia lihat.

Dari serangkaian definisi di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal ( mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya ), sistematik ( teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan ) untuk mencapai kebenaran universal ( umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial ).
Beberapa pengertian tentang filsafat di ats dapat dipahami bahwa filsafat bertalian dengan kegiatan pemikiran atau berpikir yang dilakukan oleh manusia. Sasaran pemikiran diarahkan pada segala sesuatun ynag ada secara keseluruhan. Dengan ciri yang menyeluruh dari pandangan filsafat inilah, filsafat berusaha mengatasi spesialisasi setiap ilmu. Kalau di tinjau dari segi sejarahnya ilmu-ilmu khusus itu memang berasal dari filsafat.
Secara historis, semua ilmu pengetahuan yang di kenal dewasa ini, pernah menjadi bagian dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan, dan filsafat pada waktu itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat.
Lama-kelamaan, dengan perkembangan zaman dan tumbuhnya peradapan manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat, memisahkan diri dan mengejar tujuan masing-masing. Astronomi ( ilmu perbintangan ) dan fisika ( ilmu alam ) merupakan cabang-cabang filsafat yang memisahkan diri yang kemudian diikuti oleh ilmu kimia, biologi, dan geologi.
Pada abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi ( ilmu yang mempelajari masyarakat ). Astronomi, pada mulanya merupakan bagian dari filsafat yang bernama kosmologi, sedangkan filsafat alamiah, filsafat kejiwaan, dan filsafat sosial, masing-masing menjadi fisika, psikologi, dan sosiologi.

Meskipun dalam perkembangannya setiap ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak berarti antara ilmu-ilmu khusus dengan filsafat tidak ada hubungannya sama sekali. Tetap masih ada ciri khusus dan batas-batas yang tegas yang dimiliki setiap ilmu. Dengan kata lain, di antara masing-masing ilmu itu tidak ada yang menghubungkan.
Di sinilah filsafat berusaha menyatupadukan masing-masing ilmu yang terpecah belah itu. Dalam hal ini, Harold H. Titus menggambarkan: sesungguhnya ahli-ahli filsafat itu seperti dokter, ia mendianoksis penyakit atau menunjukkan persoalan. Sebagai contoh, satu dari masalah besar di dunia pendidikan saat ini adalah kurangnya kesatuan dalam pengalaman pendidikan.
Yang diterima oleh seorang mahasiswa adalah serangkaian penyajian dalam bidang spesialisasi yang tak ada hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya. Satu program pendidikan berisi 90 menit ilmu pendidikan, kemudian 90 menit mata kuliah filsafat, pada pelajaran terakhir adalah bahasa inggris.
Penyajian mata kuliah sepotong-sepotong ini menggambarkan fragmentasi umum dari pengalaman manusia yang menandai manusia modern. Tugas ahli filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan memformulasikan suatu pandangan hidup atas pengalaman kemanusiaan yang luas.

Objek Filsafat

Objek filsafat dapat dibagi menjadi dua, objek material dan objek formal.

Objek Material.

Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang menjadi masalah, segala sesuatu yang di masalahkan oleh filsafat.
Lapangan kerja filasafat itu bukan main luasnya, tulis Louis Kattsoff, yaitu “meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia.
Berdasarkan uraian di atas, Saefuddin Ashari menyebut objek material filsafat ialah sarwa yang ada, yang pada garis besarnya dapat kita bagi atas tiga persoalan pokok :

Hakikat Tuhan
Hakikat Alam
Hakikat Manusia.

Objek Formal

Objek formal filsafat ialah usaha untuk mencari keterangan secara radikal ( sedalam-dalamnya, sampai ke akar ) tentang objek material filsafat. Menurut Oemar Amin Hoesin, objek formal filsafat tidak lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek material filsafat ( segala sesuatu yang ada dan mungkin ada ).


Ruang Lingkup Filsafat Islam

Fungsi Filsafat

Sejauh mana filsafat dapat memenuhi harapan-harapan manusia, itulah fungsinya. Sebagaimana disebutkan bahwa manusia telah memiliki kodrat berfikir, maka cara berfikir manusia pun mengalami perubahan dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikutnya, seiring dengan perubahan-perubahan yang menyangkut dasar-dasar kehidupan manusia dan masyarakat. manusia telah mengalami lompatan-lompatan dasyat dalam bidang sains dan teknologi ( iptek ).



Menghadapi kenyataan tersebut, filsafat bertugas untuk meluruskan kembali tujuan sains dan teknologiakar metafisisnya. Maka dari itu, filsafat akan memaknai kembali landasan sains dan teknologi baik pada tataran epistemolgi, ontologi maupun aksiologinya.
Jika hal ini tidak di lakukan, bisa di pastikan manusia akan kehilangan tujuan, arah, makna, dan kemerdekaannya, oleh karena itu, filsafat harus merumuskan kembali muatan moral dan nilai bagi landasan bangujnan sains modern.
Filsafat memberikan kepada manusia keinsafan dan pandangan jauh ke depan serta arti pentingnya hidup. Filsafat berfungsi sebagai upaya menjernihkan kepercayaan-kepercayaan pokok yang pada akhirnya menetukan tekanan perhatian yang ada pada dasar karakter.
Sementara itu, menurut Radhakrisna dalam buku History of Philosophy, tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan masa di mana kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kretif menetapkan nilai, menempatkan tujuan, menetukan arah, dan menuntun ke jalan baru.
Filsafat hendaknya menghilangkan keyakinan kepada kita untuk menopang dunia baru, mencetak manusia yang menjadikan penggolongan berdasar kebangsaan ras, dan kepercayaan keagamaan kepada kemanusian yang di citakan. Filsafat tidak berarti sama sekali apalagi tidak memiliki sifat universal dalam ruang lingkup maupun semangatnya.
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa fungsi filsafat adalah untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan hidup menghadapi pengaruh-pengaruh kemajuan dan gaya hidup materialisme, melepaskan kungkungan kegelisahan dan ketidak bermaknaan ( unmeaning purpose of life ).




Ciri-Ciri Berfikir Filsafat


Berfikir radikal

Berfilsafat berarti berfikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berfikir secara radikal, ia tidak akan pernah terpaku hanya pada fenomena entitas tertentu. Ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu.

Keradikalan berpikirnya itu akan senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan akar seluruh kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai suatu realitas telah termasuk ke dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk mencapai akar pengetahuan tentang dirinya sendiri.

Mengapa radix atau akar realitas begitu penting untuk ditemukan ? ini tidak lain karena bagi seorang filsuf, hanya apabila akar relitas itu telah di temukanlah segala sesuatu yang bertumbuh di atas akar itu akan dapat dipahami. Apabila akar suatu permasalahan telah di temukan, permasalahan itu dapat dimengerti sebagaimana mestinya.

Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang, atau menjungkir balikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikirkan radikal justru hendak memperjelas realitas lewat penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.

Mencari Asas

Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas, melainkan kepada keseluruhannya. Dalam memandang keseluruhan realitas, filsafat senantiasa berupaya mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas.

Mencari asas pertama berarti juga berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, maka relitas itu dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas. Dan mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat.

Memburu Kebenaran

Filsafat adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu.

Jelas terlihat bahwa kwbwnaran filsafati tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan.

Mencari Kejelasan

Salah satu penyebab lahirnya filsafat ialah keragauan. Untuk menghilangkan keraguan diperlukan kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa berfilsafat berarti berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas. Ada pula yang mengatakan bahwa filsuf senantiasa mengejar kejelasan pengertian.

Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafati ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual. Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa berpikir secara filsafati berarti berusaha memperoleh kejelasan.

Jelas terlihat bahwa berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah salah satu sifat dasar filsafat.


Berfikir Rasional

Berpikir secara radikal, mencari asa, memburu kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat di terima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan.

Kegunaan filsafat

Jan Hendrik Rappar membagi kegunaan filsafat ke dalam dua hal, yakni bagi ilmu pengetahuan dan bagi kehidupan sehari-hari.

Ilmu Pengetahuan

Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Pada masa itu, para pemikir yang terkenal sebagai filsuf adalah juga ilmuwan para filsuf pada masa itu adalah ahli-ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya.

Bagi mereka ilmu pengetahuan itu adalah filsafat, dan filsafat adalah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan.


Dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun filsafat itu abstrak, bukan berarti ia sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkret. Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun dengan kehidupan nyata sehari-hari.
Kendati tidak memberi petunujk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistik dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.

Cabang-Cabang Filsafat


Pada awal perkembangannya, filsafat meliputi keseluruhan jenis ilmu pengetahuan. pada masa ini pengetahuan belum terpecah-pecah dan terspesialisasi. Namun dalam perkembangan berikutnya, tepatnya pada masa renaissance abad ke-17 M dan sesudahnya, ilmu-ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dan akhirnya memisahkan diri dari filsafat.

Setiap ahli filsafat mempunyai pembagian filsafat yang berbeda –beda. Berikut ini ditampilkan beberapa klasifikasi cabang-cabang filsafat.

De Vos dalam E. N.S. I. E. ( Eerste Nederlandse Systematich Ingeriche Encyclopaedie ), menggolongkan cabang- cabang filsafat sebagai berikut:

Metafisika
Logika
Ajaran tentang ilmu pengetahuan
Filsafat alam
Filsafat kebudayaan
Filsafat sejarah
Etika
Estetika
Antropologi.

Will Durrant, dalam bukunya yang berjudul the story of philosophy, mengemukakan lima cabang filsafat sebagai berikut:
Logika
Estetika
Etika
Politika
Metafisika.


Aristoteles membagi filsafat ke dalam tiga bidang studi:

Filsafat spekulatif atau teoretis. Filsafat teoretis atau spekulatif bersifat objektif. Termasuk dalam bidang ini ialah fisika, metafisika, biopsikologi, dan sebagainya. Tujuan utama filsafat spekulatif ialah pengetahuan itu sendiri.
Filsafat praktika. Filsafat praktika memberi petunjuk dan pedoman bagi tingkah laku manusia yang baik dan sebagaimana mestinya. Termasuk dalam bidang ini adalah etika dan politik. Sasaran penting bagi filsafat praktika ialah membentuk sikap dan perilaku yang akan memampukan manusia untuk bertindak dalam terang pengetahuan itu.
Filsafat produktif. Filsafat produktif ialah pengetahuan yang membimbing dan menuntun manusia menjadi produktif lewat suatu ketrampilan khusus. Termasuk dalam bidang ini ialah kritk sastra, retorika, dan estetika.

Masih banyak pembagian lain yang di tawarkan oleh para filsuf. Akan tetapi, saat ini pada umumnya filsafat di bagi ke dalam enam bidang studi atau cabang sebagai berikut:

Epistemologi. Epistimologi adalah filsafat tentang ilmu pengetahuan yang mempersoalkan sumber, asal mula, dan jangkauan, serta validitas dan reabilitas dari berbagai kalim terhadap pengetahuan.

Metafisika. Metafika adalah filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, tentang hakikat yang bersifat transenden, di luar jangkauan pengalaman dan pengamatan indra manusia. Metafisika terdiri dari ontologi, kosmologi, teologi metafisik, dan antropologi.

Logika. Logika adalah studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal, yang terdiri dari observasi, introspoksi, dedukasi dan induksi, hipotesis dan eksperimen, analisis dan sintesis.

Etika. Etika adalah studi tentang tingkah laku yang ideal. Termasuk dalam etika adalah aksiologi.

Estetika. Estetika adalah studi tentang bentuk ideal dan keindahan. Estetika sering disebut juda filsafat seni.

Filsafat-filsafat khusus atau filsafat tentang berbagai disiplin seperti filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan, dan sebagainya.


Hubungan Filsafat Islam Dengan Filsafat Yunani

Filsafat islam dengan filsafat yunani terdapat hubungan antara keduanya karena tidak bisa di pungkiri bahwa filsafat yunani lebih duluan mewarnai sebuah peradaban dan mampu menginspirasi peradapan lain untuk merebut peran perubahan ke arah gerakan pencerahan dan membangun peradapan yang agung dan luhur namun demikian, bila kita telusuri jejak peradapan yunani tersebut bukan tanpa kendala. Buktinya pada awal perkembangannya sebagian orang terus menggugat dan melontarkan pertanyaan kritis. Hambatan lain jauh sebelum filsafat muncul, masyarakat yunani masih menggantungkan diri pada mitos, legenda, kepercayaan, dan dan agama untuk mencari jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tentang kehidupan mereka.
Dan peradapan islam datang membawa perubahan sekaligus mampu mewarnai dan menginspirasi peradapan lain yang sedang berkembang, filsafat islam lahir dengan di dasari oleh wahyu ilahi sehingga lahirnya filsafat islam mampu menghilangkan mitos, legenda, dan kepercayaan yang berkembang yang tidak sesuai dengan wahyu ilahi. Dan pada puncak kejayaannya peradapan islam mampu menguasai tiga per empat dunia ini.

Kesimpulan
istilah filsafat merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab) dan philosphia yang berasal dari bahasa yunani philosophia. Kata philoshia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, philos dan sophia. Kata philos berarti cinta atau sahabat, dan shopia berarti bijaksana , kearifan, dan pengetahuan. Sehingga secara etimologis, kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan,cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabat kearifan, dan sahabat pengertahuan.
kesimpulannya bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara radikal ( mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya ), sistematik ( teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan ) untuk mencapai kebenaran universal ( umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial ).
Objek filsafat dapat dibagi menjadi dua, objek material dan objek formal. Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang menjadi masalah, segala sesuatu yang di masalahkan oleh filsafat. Objek formal filsafat ialah usaha untuk mencari keterangan secara radikal ( sedalam-dalamnya, sampai ke akar ) tentang objek material filsafat. Menurut Oemar Amin Hoesin, objek formal filsafat tidak lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek material filsafat ( segala sesuatu yang ada dan mungkin ada ).
ruang lingkup filsafat islam, fungsi filsafat sejauh mana filsafat dapat memenuhi harapan-harapan manusia, itulah fungsinya. ciri-ciri berfikir filsafat: berfikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari kejelasan, berfikir rasional. Kegunaan filsafat: untuk ilmu pengetahuan, untuk dalam kehidupan sehari-hari.
Cabang-cabang filsafat: epistemologi, metafisika, logika, etika, estetika, filsafat-filsafat khusus atau filsafat tentang berbagai disiplin. Filsafat islam dengan filsafat yunani terdapat hubungan antara keduanya karena tidak bisa di pungkiri bahwa filsafat yunani lebih duluan mewarnai sebuah peradaban.
Dan peradapan islam datang membawa perubahan sekaligus mampu mewarnai dan menginspirasi peradapan lain yang sedang berkembang, filsafat islam lahir dengan di dasari oleh wahyu ilahi sehingga lahirnya filsafat islam mampu menghilangkan mitos, legenda, dan kepercayaan yang berkembang yang tidak sesuai dengan wahyu ilahi. Dan pada puncak kejayaannya peradapan islam mampu menguasai tiga per empat dunia ini.

Raferensi
Koento wibisono, dkk, dasar-dasar filsafat ( jakarta: universitas terbuka, 1989 )
Murtadha muthahhari, tema-tema penting filsafat islam ( bandung: yayasan muthahhari, 1993 )
Jan hendrik rapar pengantar filsafat (yogyakarta: penerbit kanisius, 1996)
Ali maksum, pengantar filsafat dari masa klasik hingga postmodernisme ( jogjakarta: ar-ruzz media, 2010 )
Louis O. Kattsoff, pengantar filsafat, terj. Soejono ( yogyakarta: Tiara Wacana, 1995 )
Poedjawijatno, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat ( jakarta: Bina Aksara, 1986 )
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat I ( jakarta: bulan bintang, 1992 )
Lorens bagus, Kamus Filsafat ( jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000)
Endang saefuddin ashari, ilmu filsafat dan agama ( surabaya: bina ilmu, 1987 )
Oemar amin hoesin, filsafat islam ( jakarta: 1961 )
Harold h. Titus, persoalan-persoalan filsafat, terj. M. Rasjidi ( jakarta: bulan bintang, 1984 )
Will Durant, the story of philosophy ( New York: pocket books inc., 1953 ),